Apakah anda sering marah dan menyalahkan Tuhan karena masalah-masalah anda? Apakah hal yang demikian benar atau salah?
Seharusnya kita tidak pernah marah ataupun menyalahkan Tuhan, khususnya karena kebodohan-kebodohan kita sendiri, karena kesalahan kita sendiri dan karena dosa-dosa kita. Kita mengatakan hal-hal seperti ” Tuhan mengapa engkau tidak menghentikan saya mengambil keputusan tersebut? Mengapa Engkau membawa orang tersebut masuk kedalam hidup saya, yang menyebabkan saya jatuh kedalam dosa? Mengapa Engkau menempatkan saya di dunia yang penuh dengan dosa ini? Mengapa Engkau tidak melindungi saya?.”
Ketika Ayub mengalami pencobaan dan kesengsaraan yang amat sangat, apakah Dia menyalahkan Tuhan? Tidak! Kita harus belajar menjadi seperti Ayub. Semakin kita kehilangan dan menderita didalam hidup ini, semakin kita harus menyembah Tuhan dan berkata “Di berkatilah nama Tuhan”.
Ketika kita berhenti mempercayai Tuhan, kita akan mulai menaruh kepahitan di dalam hati kita terhadap Dia dan mempertanyakan kebaikan-Nya. Jangan pernah menyerah untuk mempercayai Tuhan karena Dia tidak pernah menyerah untuk Anda.
Apa yang Alkitab katakan tentang menjadi marah atau menyalahkan Tuhan?
1. Amsal 19:3 – Orang menghancurkan hidup mereka dengan kebodohan mereka sendiri dan kemudian marah kepada Tuhan.
2. Roma 9:20 – Siapakah engkau hai manusia, membantah Tuhan seperti itu? dapatkah yang di buat berkata kepada Pembuatnya, “Mengapa Engkau membuat saya seperti ini?.
3. Galatia 6:5 – Sebab setiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
4. Amsal 11:3 – Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.
5. Pengkhotbah 5:1 – Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan dihadapan Tuhan Bapa, karena Tuhan Bapa ada di Sorga dan engkau di Bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.