Tag: Kemurahan Tuhan

Kemurahan Tuhan terdapat di dalam Kitab Mazmur 103:8 “Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.”, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa Dia menutup mata terhadap ketidakadilan yang terjadi. Itulah sebabnya mengapa Dia mengutus Putera-Nya untuk menanggung hukuman adil yang pantas bagi kita. Setiap tipu-menipu, setiap pemikiran jahat dan cabul, setiap pembunuhan, setiap kebencian dan lain sebagainya. Hukuman untuk setiap dosa itu ditaruh di atas punggung Yesus saat ia sedang bergumul dalam taman Getsemani, pada waktu Dia memanggul salib sampai ke bukit Kalvari, dan kemudian tergantung di kayu salib. Hanya orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka dengan cara ini sampai pada pengenalan akan kemurahan hati penuh kelembutan dari Yesus. Dialah yang akan membuang kesalahan mereka dan membersihkan hati nurani mereka.

Kemurahan Tuhan juga terdapat di dalam Kitab Lukas 6:36 “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati.” Kata “murah hati” diterjemahkan dari kata Yunani eleos, tetapi dalam ayat ini, kata yang digunakan adalah oiktirmôn, yang juga berarti “berbelas kasih”. Kata ini berasal dari kata oiktos (simpati), yang berasal dari kata eikô, artinya “memberi tempat” atau “memberi jalan”.

Jadi, sederhananya, oiktirmôn adalah ketika kita mampu berempati dengan kebutuhan orang lain dan mendahulukan kepentingan mereka tanpa berharap mereka akan membalas kebaikan kita, sama seperti BAPA yang bermurah hati kepada manusia, bahkan kepada mereka yang tidak tahu berterima kasih (Lukas 6:35c). Tentulah tidak mudah melakukan hal ini, dibutuhkan kesabaran dan ketulusan dalam diri kita. Apalagi, secara manusiawi, kita punya kecenderungan untuk mempertahankan kepentingan sendiri. Sementara, dalam hal “bermurah hati”, kita perlu mengorbankan kepentingan kita. Itulah sebabnya, dalam Matius 5:48, kata yang digunakan adalah teleios, artinya “sempurna”, sebab tindakan ini membutuhkan kesempurnaan hati kita.

Allah ingin memberikan kepada kita banyak karunia (anugerah)-Nya. Apakah kita mengalami berkat-berkat ini dalam “takaran yang baik” (lihat Luk 6:38)? Melalui Yesus, Allah ingin mencurahkan kekuatan, konsolasi dan dorongan positif kepada kita semua dari takhta-Nya. Allah ingin melakukan itu lebih daripada yang kita sering harapkan sendiri. Sebenarnya apa yang kita harapkan? Kadang-kadang kita dapat membuat kabur pengalaman kita sendiri akan kemurahan hati Allah, karena kita masih belum bertobat sepenuhnya.

Yesus menggunakan kalimat perintah dalam ayat ini, untuk menunjukkan bahwa sikap ini merupakan tuntutan bagi setiap orang yang mengaku percaya pada-Nya. Kemurahan hati mendorong kita untuk lebih peduli pada orang lain, sehingga mau bertindak penuh belas kasihan kepada mereka, tanpa memandang latar belakang mereka.